Beberapa kondisi yang terjadi ketika tingkat estrogen turun:
- Siklus remodeling tulang berubah.
- Pengurangan jaringan dimulai.
- Tingkat resorpsi tulang menjadi lebih tinggi daripada formasi tulang, sehingga mengakibatkan berkurangnya masa tulang.
- Tulang trabekular sangat terpengaruh pada kondisi ini, karena tingkat turnovernya tinggi. Karena tulang ini sangat rentan terhadap definisi estrogen, maka tulang trabekular menjadi tipis dan akhirnya menjadi berlubang atau terlepas dari jaringan sekitarnya.
Pada masa menopause, indung telur memproduksi estrogen dan progesteron lebih sedikit. Namun ovarium bukan satu-satunya sumber estrogen. Jaringan lemak (adipose) memproduksi androstenedion yang diubah menjadi estrogen. Umumnya masa tulang yang berkurang pada wanita yang memiliki kelebihan berat badan dan menyimpan kadar lemak yang lebih tinggi cenderung lebih kecil daripada masa menopause.
Para peneliti mengemukakan bahwa tingkat pengurangan masa tulang sangat bervariasi. Alasan variasi ini tidak sepenuhnya telah dipahami. Pengurangan masa tulang akibat osteoporosis dan patah tulang terjadi dalam waktu yang lama tanpa gejala. Analogi yang sering digunakan untuk memahami hubungan antara masa tulang dan osteoporosis adalah hubungan antara tekanan darah tanpa gejala, dan serangan dramatis dari serangan jantung. Sedangkan proses penyakit yang mengubah masa tulang, atau tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala.
Pemeriksaan medis secara teratur memungkinkan penderita untuk memonitor tekanan darah mereka, sehingga hipertensi dan penyakit jantung dapat dicegah. Pengaruh osteoporosis pada wanita paska menopause sangat dramatis. 75% dari patah tulang belakang dan 50% dari patah tulang pinggul yang diderita diyakini sebagai akibat dari berkurangnya masa tulang yang disertai dan diawali dengan menopause.
Semoga artikel Menopause dan Osteoporosis pada Wanita bermanfaat untuk Anda.