Home » » Menopause dan Osteoporosis pada Wanita

Menopause dan Osteoporosis pada Wanita

Menopause dan Osteoporosis pada WanitaMenopause dan Osteoporosis pada Wanita | Seorang wanita mengetahui dirinya memasuki masa menopause ketika masa menstruasinya berakhir. Ketika wanita mamasuki masa menopause, fungsi ovariumnya menurun, sehingga mengurangi produksi 2 hormon, yaitu hormon estrogen (estradiol dan estron adalah hormon estrogen yang terdapat dalam aliran darah) dan hormon progesteron. Salah satu fungsi estrogen adalah mempertahankan tingkat remodeling tulang yang normal.
Beberapa kondisi yang terjadi ketika tingkat estrogen turun:
  1. Siklus remodeling tulang berubah.
  2. Pengurangan jaringan dimulai.
  3. Tingkat resorpsi tulang menjadi lebih tinggi daripada formasi tulang, sehingga mengakibatkan berkurangnya masa tulang.
  4. Tulang trabekular sangat terpengaruh pada kondisi ini, karena tingkat turnovernya tinggi. Karena tulang ini sangat rentan terhadap definisi estrogen, maka tulang trabekular menjadi tipis dan akhirnya menjadi berlubang atau terlepas dari jaringan sekitarnya.
Seiring dengan waktu, ketika cukup banyak tulang yang terlepas, tulang trabekular melemah. Berkurangnya sambungan tulang trabekular merupakan salah satu alasan mengapa tulang menjadi lemah, sehingga pada akhirnya retak dan patah.
Pada masa menopause, indung telur memproduksi estrogen dan progesteron lebih sedikit. Namun ovarium bukan satu-satunya sumber estrogen. Jaringan lemak (adipose) memproduksi androstenedion yang diubah menjadi estrogen. Umumnya masa tulang yang berkurang pada wanita yang memiliki kelebihan berat badan dan menyimpan kadar lemak yang lebih tinggi cenderung lebih kecil daripada masa menopause.

Para peneliti mengemukakan bahwa tingkat pengurangan masa tulang sangat bervariasi. Alasan variasi ini tidak sepenuhnya telah dipahami. Pengurangan masa tulang akibat osteoporosis dan patah tulang terjadi dalam waktu yang lama tanpa gejala. Analogi yang sering digunakan untuk memahami hubungan antara masa tulang dan osteoporosis adalah hubungan antara tekanan darah tanpa gejala, dan serangan dramatis dari serangan jantung. Sedangkan proses penyakit yang mengubah masa tulang, atau tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala.

Pemeriksaan medis secara teratur memungkinkan penderita untuk memonitor tekanan darah mereka, sehingga hipertensi dan penyakit jantung dapat dicegah. Pengaruh osteoporosis pada wanita paska menopause sangat dramatis. 75% dari patah tulang belakang dan 50% dari patah tulang pinggul yang diderita diyakini sebagai akibat dari berkurangnya masa tulang yang disertai dan diawali dengan menopause.

Share this article :

Related Posts by Categories


 
Copyright © 2013. Lintas Informasi - All Rights Reserved